TEORI ANALISIS FAKTOR HANS J. EYSENCK


 

TEORI ANALISIS FAKTOR HANS J. EYSENCK

Ella sapulette / 163104201128

Dosen pengampu : Fx. Wahyu Widiantoro., S.Psi., MA.


Hans J.Eysenck . lahir pada 04 Maret 1916 dan wafat 04 Sptember 1997. Teori Eysenck yaitu analisis faktor didasari oleh pemikiran bahwah klarifikasi tingkah laku adalah hal yang paling menetukan dalam kepribadian manusia (Suryabrata, 2016). Sederhanaannya Eysenck memendang bahwah kepribadian berasal dari keturunan namun juga dipelajari dari lingkungan (Alwisol, 2017)

4 kriteria Eysenck dalammengidentifikasi faktor dan kriteria kriteria ini dipengaruhi oleh keturunan atau genetika. Kriteria tersebut adalah terdapat bukti psikometrik , memiliki keterwarisan, masuk akal secara teoritis, dan harus memiliki relevansi sosial. Faktor kepribadian menurut Eysenck disusun dalam hierarki.




1.      Tipe: organisasi dalam individu secara umum

2.      Trait : adalah respon kebiasaan yang saling berhubungan dan cenderung ada pada setiap individu.

3.      Kebiasaan tingkah laku atau berfikir (habitual respon): sifatnya lebih umum daripada respon spesifik, dimana respon-respon dalam habitual respon terjadi berulang-ulang terjadi jika individu menghadapi kondisi atau situasi yang sejenis.

4.      respon spesifik: sifatnya lebih khusus, di mana respon terjadi pada suatu keadaan atau kejadian tertentu.

Tipologi kepribadian menurut eysenck ada 2 yaitu: ekstrovert dan introvert. introvert memiliki kecenderungan untuk menunjukkan depresi dan ketakutan, sedangkan ekstrovert memiliki kecenderungan untuk mengembangkan gejala histeria (Pieter, 2010).

Selain 2 tipe di atas Eysenck juga mengungkapkan bahwa ada 3 tipe dimensi kepribadian yang lebih cenderung dipengaruhi oleh faktor keturunan daripada lingkungan yaitu : ekstraversi , neurosis dan psikotis . (Feits, 2011) . Ekstraversi adalah tipe yang memiliki kendali diri yang kuat terhadap rangsang dan trauma, sehingga ia lebih mampu menahan dan mengontrol dirinya. Kemudian neurotik adalah dimensi yang didalamnya terdiri dari orang normal hingga yang memiliki gejala neurosis. Pada individu dengan psikosis tinggi, ia akan cenderung agresif dan kurang bahkan tidak bersahabat. Sedangkan pada individu yang psychosis yang rendah akan cenderung lebih lama dan bersahabat.

 

Referensi :

Alwisol. (2017). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Feist, J. & Feist, G.  J. (2011). Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.

Pieter, H. Z. (2010). Pengantar Psikologi Dalam Keperawatan. Jakarta: Kencana.

Suryabrata, S. (2016). Psikologi Kepribadian. Jakarta: Rajawali Pers.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEORI KEPRIBADIAN GORDON W ALLPORT

TEORI KEPRIBADIAN RAYMOND B CATTELL

TEORI SOSIAL LEARNING WALTER MISCHEL & MARTIN SELIGMAN